Belajar dan Pembelajaran
TEORI
BELAJAR HUMANISME
Disusun oleh
Nur Indah Lestari Sulfadly
Ayu Lestari Akram A.Nur Niswati
Natasya Aprilia Mirnawati
Ayu Reski Dwi Wiwin
Cahyani
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas segala kekuatan yang dianugerahkan kepada kami
selaku tim penyusun, serta shalawat dan salam senantiasa kami kirimkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah akhirnya makalah yang sederhana ini yang
berjudul “ Teori Belajar Humanisme ” dapat terselesaikan tanpa ada
hambatan yang berarti. Sengaja makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu
tugas pada mata kuliah belajar dan pembelajaran. Selanjutnya kami mengucapkan
terima kasih banyak kepada Ibu Dosen
yang bersangkutan karena atas dorongan dan motivasinyalah makalah ini dapat
terselesaikan, dan tak lupa kepada para rekan seperjuanganku yang telah
memberikan sumbangan pemikiran dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penyusun menyadari betul akan
segala kekhilafan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Semoga
makalah ini senantiasa bermanfaat selalu dalam kehidupan kita sehari-hari.
Aamiin....aamin.....yarobbal ‘alamiinn.
Makassar, 09 Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Humanisme...................................................................3
2.2 Tokoh-Tokoh Teori Humanisme..............................................................5
2.3 Tujuan Teori Humanisme.........................................................................5
2.4 Ciri-ciri Teori Humanisme........................................................................6
2.5 Prinsip Teori Humanisme.........................................................................7
2.6 Aplikasi Teori
Humanisme.......................................................................7.
2.7 Ciri-ciri Guru yang Baik dan Tidak Baik Menurut
Teori Humanisme.....8
2.8 Kelebihan dan Kekurangan Teori Humanisme.........................................8
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan...............................................................................................9
B.
Saran
........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aliran humanisme muncul pada
tahun 90-an sebagai reaksi ketidakpuasan terhadap pendekatan psikoanalisa dan
behavioristik. Sebagai sebuah aliran dalam psikologi, aliran ini boleh
dikatakan relative masih muda, bahkan beberapa ahlinya masih hidup dan terus-menerus
mengeluarkan konsep yang relevan dengan bidang pengkajian psikologi, yang
sangat menekankan pentingnya kesadaran, aktualisasi diri, dan ha-hal yang
bersifat positif tentang manusia. Pengertian humanisik yang beragam membuat
batasan-batasan aplikasinya dalam dunia pendidikan yang beragam pula.
Teori humanisme menyatakan bahwa bagian
terpenting dalam proses pembelajaran adalah unsur manusianya. Humanisme lebih
melihat sisi perkembangan kepribadian manusia dibandingkan berfokus pada
“ketidaknormalan” atau “sakit”. Manusia akan mempunyai kemampuan positif untuk
menyembuhkan diri dari “sakit” tersebut, sehingga sisi positif inilah yang
ingin dikembangkan oleh teori humanisme. Teori belajar humanisme bertujuan
bahwa belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap
berhasil jika telah memahami lingkungan dan dirinya sendiri. Teori belajar ini
berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya bukan dati
sudut pandang pengamatnya. Teori belajar ini sifatnya lebih abstrak dan lebih
mendekati bidang ilmu filsafat, teori kepribadian dan psikoterapi dibanding
tentang psikologi belajar.
Teori humanisme lebih mementingkan isi
yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih
banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan unttuk membentuk manusia yang
dicita-citakan serta tentang proses belajar dalam bentuk yang paling ideal.
Selain teori behavioristik dan teori kognitif, teori belajar humanisme juga
perlu untuk dipahami. Menurut teori humanisme, proses belajar harus dimulai dan
ditunjukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu,
teori humanisme sifatnya lebih abstrak dan mendekati bidang kajian filsafat,
teori kepribadian, dan psikoterapi dari pada bidang kajian psikologi belajar.
Teori humanisme sangat mementingkan isi yang dipelajari daripada proses belajar
itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep
pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses
belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih
tertarik pada pemahaman tentang prosesbelajar sebagaimana apa adanya, seperti
yang selama ini dikaji oleh teori-teori belajar lain.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah
diantaranya adalah sebagai berikut :
a.
Apa yang dimaksud dengan pengertian teori
humanisme?
b.
Apa tujuan teori humanisme?
c.
Bagaimana ciri-ciri teori humanisme?
d.
Bagaimana prinsip teori humanisme?
e.
Bagaimana aplikasi teori humanisme?
f.
Bagaimana ciri-ciri guru yang baik dan
tidak baik menurut teori humanisme?
g.
Apa kelebihan dan kekurangan dari teori
humanisme?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan penulis dalam penyusunan makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut
:
a. Mengetahui
pengertian teori humanisme
b. Mengetahui
tokoh-tokoh teori humanism
c. Mengetahui
tujuan teori humanisme
d. Mengetahui
ciri-ciri teori humanisme
e. Mengetahui
prinsip teori humanisme
f. Mengetahui
aplikasi teori humanisme
g. Mengetahui
ciri-ciri guru yang baik dan tidak baik menurut teori humanisme
h. Mengetahui
kelebihan dan kekurangan teori humanisme.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Teori Humanisme
Teori pendidikan
merupakan adalah suatu pandangan atau serangkaian pendapat ihwal
pendidikan yang diidealkan yang disajikan dalam bentuk sebuah sistem konsep dan
dalil (hukum). Menurut salah satu tokoh pendidikan, mudyaharjo (2002 : 26)
menjelaskan bahwa teori pendidikan adalah sebuah pandangan atau serangkaian
pendapat ihwal pendidikan yang disajikan dalam sebuah sistem konsep.
Menurut teori humanistik,
proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan
manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih
abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan
psikoterapi, dari pada bidang kajian psikologi belajar. Teori humanistik sangat
mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri. Teori
belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk
membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam
bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada
pengertian belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada pemahaman
tentang proses belajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini dikaji
oleh teori-teori belajar lainnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, teori Belajar Humanistik
adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan
manusia serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya.
2.2 Tokoh-Tokoh Humanisme
Tokoh penting dalam teori
belajar humanitik secara teoritik antara lain adalah: Arthur Combs, Abraham
Maslow, dan Carl Rogers.
1.
Arthur Combs
Perasaan, persepsi, keyakinan dan maksud
merupakan perilaku-perilaku batiniah yang menyebabkan seseorang berbeda dengan
yang lain. Agar dapat memahami orang lain, seseorang harus melihat dunia orang
lain tersebut, bagaimana ia berpikir dan merasa tentang dirinya. Itulah
sebabnya, untuk mengubah perilaku orang lain, seseorang harus mengubah
persepsinya. Sesungguhnya para ahli psikologi humanisme melihat dua bagian
belajar, yaitu diperoleh informasi baru dan personalisasi informasi baru
tersebut. a. Pemerolehan informasi
baru
Peserta didik akan tertarik
dan bersemangat untuk belajar jika apa yang dipelajari akan menjadi suatu
informasi baru yang bermakna dan bermanfaat bagi dirinya.
b. Personalisasi informasi baru
Informasi baru yang dipahami
peserta didik itu bukan hasil transfer langsung dari guru ke peserta didik.
Peserta didik sendirilah yang mecerna dan mengolah apa yang disampaikan oleh
guru menjadi sesuaidan bermakna. Atrinya informasi itu diperolehnya sendiri dan
peserta didik menjadi pemilik informasi tersebut. Peran guru disini adalah
sebagai pembimbing yang mengarahkan.
2.
Abraham Maslow
Abraham H. Maslow adalah tokoh
yang menonjol dalam psikologi humanisme. Karyanya di bidang pemenuhan kebutuhan
berpengaruh sekali terhadap upaya memahami motivasi manusia. Sebagian dari
teorinya yang penting didasrkan atas asumsi bahwa dalam diri manusia terdapat
dorongan positif untuk tumbuh dan kekuatan-kekuatan yang melawan atau
menghalangi pertumbuhan.Maslow, berpendapat, bahwa manusia memiliki hierarki
kebutuhan yang dimulai dari kebutuhan jasmaniah yang paling asasi sampai dengan
kebutuhan tertinggi. Kebutuhan tersebut terbagi dalam lima tingkatan yaitu:
a. Kebutuhan
jasmaniah atau dasar (basic needs), seperti makan, minum, tidur, dan sex
menuntut sekali untuk dipuaskan.
b. Kebutuhan
akan rasa aman (safety needs), kebutuhan kesehatan, keamanan lingkungan,
lapangan kerja, sumber daya, dan terhindar dari bencana.
c. Kebutuhan
untuk dimiliki dan dicintai (belongingnees needs), butuh cinta,
persahabatan, dan keluarga,kebutuhan menjadi anggota kelompok, dan sebagainya.
d. Kebutuhan
akan harga diri (esteem needs), butuh kepercayaan diri, harga diri,
prestasi, dan penghargaan dari orang lain.
e. Kebutuhan
aktualisasi diri (self actualization needs), moralitas, kreativitas, dan
ekspresi diri.Maslow membedakan antara empat kebutuhan pertama dengan satu
kebutuhan yang berikutnya (kebutuhan teratas). Keempat kebutuhan yang pertama
disebut deficiency neds (kebutuhan yang timbul karena
kekurangan) pemenuhan kebutuhan ini pada umumnyabergantung pada orng lain.
Sedangkan satu kebutuhan yang lain dinamakan growth needs (kebutuhan
untuk tumbuh) dan pemenuhannya lebih bergantung pada manusia itu sendiri.Apabila
seseorang telah dapat memenuhi semua kebutuhan yang tingkatannya lebih rendah
tadi, maka motivasi lalu diarahkan kepada terpenuhinyakebutuhan aktualisasi
diri, yaitu kebutuhan untuk mengembangkan potensi atau bakat dan kecenderungan
tertentu.
3. Carl
R. Roger
Metode yang diterapkan Rogers
dalam psikoterapi awalnya disebut non directive atau terapi yang berpusat pada
klien (client centered therapy), dan pioneer dalam risetnya pada proses terapi.
Pendekatan terapi yang berpuast pada klien dari Rogers sebagi metode untuk
memahami orang lain, menangani masalah-masalah gangguan emosional.
Rogers berkeyakinan bahwa pandangan humanisme dan holism terhadap nilai-nilai
kemanusiaan. Dalam teorinya, klien diajak untuk memahami diri dan pada akhirnya
menyadari untuk mengembangkan diri secara utuh dan lebih dapat menjadi dirinya
sendiri.
2.3 Tujuan Teori Humanisme
Menurut teori
humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakanmanusia. Belajar
bukan hanya menghafal dan mengingat, tetapi belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil proses belajardapat ditunjukkandalamberbagaibentuk,
sepertiperubahanpengetahuan, sikapdantingkahlakuketerampilan, kecakapan, kemampuan, daya kreasidan daya penerimaan.Tujuan
utamapara pendidikadalah membantusiswa untukmengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masingindividu
untukmengenal dirimereka sendirisebagai manusia yang unikdan membantu dalam
mewujudkanpotensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Dalam
suatu pembelajaranjuga perlu didukungoleh adanya suatu teori belajar, secara umum teori belajar di kelompokkan
dalam empat kelompok atau aliran meliputi :Teori Belajar Behavioristik, Teori Belajar Kognitif, Teori Belajar Humanistik, dan Teori Belajar Subernik.
2.4
Ciri-ciri Teori Humanisme
Pendekatan humanisme dalam pendidikan
menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi
manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan
mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal
sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri,
menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Keterampilan atau kemampuan
membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan
karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik. Dalam teori belajar
humanistik, belajar dianggap berhasil jika siswa memahami lingkungannya dan
dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun
ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini
berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari
sudut pandang pengamatnya.
Tujuan utama para pendidik adalah
membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing
individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan
membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Ada salah
satu ide penting dalam teori belajar humanisme yaitu siswa harus mampu untuk
mengarahkan dirinya sendiri dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa
mengetahui apa yang dipelajarinya serta tahu seberapa besar siswa tersebut
dapat memahaminya. Dan juga siswa dapat mengetahui mana, kapan, dan bagaimana
mereka akan belajar.
Dengan demikian maka siswa diharapkan
mendapat manfaat dan kegunaan dari hasil belajar bagi dirinya sendiri. Aliran
humanisme memandang belajar sebagai sebuah proses yang terjadi dalam individu
yang meliputi bagian/domain yang ada yaitu dapat meliputi domain kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Dengan kata lain, pendekatan humanisme menekankan
pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi terbuka, dan nilai-nilai yang
dimiliki oleh setiap siswa. Untuk itu, metode pembelajaran humanistik mengarah
pada upaya untuk mengasah nilai-nilai kemanusiaan siswa. Sehingga para
pendidik/guru diharapkan dalam pembelajaran lebih menekankan nilai-nilai
kerjasama, saling membantu, dan menguntungkan, kejujuran dan kreativitas untuk
diaplikasikan dalam proses pembelajaran sehingga menghasilkan suatu proses
pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan tujuan dan hasil belajar yang
dicapai siswa.
2.5
Prinsip Teori Humanisme
Manusia mempunyai belajar
alami signifikan. Belajar signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan
murid mempunyai relevansi dengan maksud tertentu. Belajar yang menyangkut
perubahan didalam persepsi mengenai dirinya. Tugas belajar yang mengancam diri
ialah lebih mudah dirasakan bila ancaman itu kecil. Bila ancaman itu rendah
terdapat pengalaman siswa dalam memperoleh cara. Belajar yang bermakna
diperoleh jika siswa melakukannya belajar lancar jika siswa dilibatkan dalam
proses belajar. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil
yang mendalam. Kepercayaan pada diri siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk
mawas diri belajar sosial. Mengenai proses belajar Roger sebagai ahli dari
teori belajar humanisme mengemukakan prinsip belajar yang penting antara lain :
1)
Manusia itu memiliki
keinginan alamiah untuk belajar, memiliki rasa ingin tahu alamiah terhadap
dunianya, dan keinginan yang mendalam untuk mengeksplorasi dan asimilasi
pengalaman baru.
2)
Belajar akan cepat dan lebih
bermakna bila bahan yang dipelajari relevan dengan kebutuhan siswa.
3)
Belajar dapat ditingkatkan
dengan mengurangi ancaman dari luar
4)
Belajar secara partisipatif
jauh lebih efektif daripada belajar secara pasif dan orang belajar lebih banyak
bila belajar atas pengarahan diri sendiri.
5)
Belajar atas prakarsa
sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi, pikiran maupun perasaan akan lebih
baik dan tahan lama.
6)
Kebebasan, kreatifitas, dan
kepercayaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan dengan evaluasi orang lain
yang tidak penting.
2.6
Aplikasi Teori Humanisme
Aplikasi teori humanistic lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistic adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.
2.7 Ciri-ciri
Guru Yang Baik dan Tidak Baik Menurut Teori Humanisme
Guru yang baik menurut teori ini adalah : Guru yang
memiliki rasa humor, adil, menarik, lebih demokratis, mampu berhubungan dengan
siswa dengan mudah dan wajar. Ruang kelas lebih terbuka dan mampu
menyesuaikan pada perubahan.
Sedangkan guru yang tidak efektif adalah guru yang memiliki rasa humor
yang rendah, mudah menjadi tidak sabar, suka melukai perasaan siswa dengan
komentar ysng menyakitkan, bertindak agak otoriter, dan kurang peka terhadap
perubahan yang ada
.
2.8 Kelebihan dan Kekurangan Teori Humanisme
Ada pepatah mengatakan bahwa “segala sesuatu itu
memiliki kekurangan dan kelebihan”. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa tidak ada
makhluk ciptaan tuhan yang sempurna. Begitu pula dengan teori pendidikan, ada
beberapa kekurangan dan kelebihan yang saling melengkapi satu sama lainya.
Adapun beberapa kelebihan dalam teori
humanisme yaitu :
v Teori humanisme lebih cocok untuk diterapkan dalam materi pelajaran yang
bersifat pembentukan karakter.
v Teori ini dinyatakan berhasil apabila siswa bersemangat dalam mengikuti
proses pembelajaran. Contoh kongkritnya siswa bergairah, berinisiatif dalam
belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan
sendiri.
v Teori ini mengharapkan siswa untuk menjadi manusia yang bebas, tidak
terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara
bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan,
norma, disiplin atau etika yang berlaku.
v Teori ini mendorong guru untuk dapat lebih mengenali peserta didiknya
v Teori ini memberikan dampak yang signifikan terhadap proses perkembangan
anak dilihat dari sisi kepribadianya
v Teori ini lebih mengedepankan aspek memanusiakan manusia dan pembentukan
karakter.
Adapun kekurangan teori humanisme adalah sebagai
berikut:
v Siswa yang tidak menyadari dan memahami potensi dirinya akan ketinggalan
dalam proses belajar.
v Siswa yang tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri dalam
proses belajar.
v Proses pembelajaran lebih difokuskan kepada pengembangan potensi yang
dimiliki siswa, sehingga pengembangan intelektual siswa tidak terasah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut Teori humanisme, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia.
Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan
dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun
ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini
berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari
sudut pandang pengamatnya. Dan Tokoh penting dalam
teori belajar humanisme secara teoritik antara lain adalah: Arthur W. Combs,
Abraham Maslow dan Carl Rogers.
Peran guru dalam teori ini sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam
mengembangkan potensi yang dimilikinya dan siswa sendiri bertindak sebagai
pelaku utama ( student center ) yang memaknai proses belajarnya sendiri. Dalam
teori belajar ini menilai guru yang baik itu adalah guru yang memiliki rasa
humor yang tinggi, terbuka, demokratis serta mampu berhubungan dengan siswa
dengan mudah dan wajar. Dan guru yang tidak baik pun sebaliknya. Kelebihan dari teori belajar ini salah satunya
adalah dapat dijadikan dalam materi pelajaran yang sifatnya membentuk karakter
siswa dan adapun kekurangan dari teori belajar ini yaitu salah satunya lebih
berfokus dalam pengembangan potensi siswa sehingga pengembangan intelektual
kurang terasah.
3.2
Saran
Perlu adanya kajian yang lebih mendalam
dan lebih luas lagi tentang teori ini dan aplikasinya. Sehingga pembaca mampu
menilainya dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2008. Teori Belajar Humanisme (online). (trimanjuniarso.files.wordpress.com).
/2008/02/teori belajar humanism.
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar Dan Pembelajaran.Jakarta :PT
Rineka Cipta.
Karwono.2010.Belajar Dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber Belajar.Ciputat:Cerdas
Jaya.
Rahmahana, Ratna Syifa’a. 2008. Psikologi Humanisme dan Aplikasinya
dalam Pendidikan. Jurnal Pendididkan Islam,1-1-2008 : 99 – 114.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar