MAKALAH
BAHASA INDONESIA
DIKSI
(PILIHAN KATA)
OLEH
:
NUR
INDAH LESTARI 1547041019
NURWAJIDAH 1547040038
NURWAHIDAH 1547040013
WIDYA
WULANDARI. AR 1547042008
DOSEN
PENGAMPU : NUR ABIDAH IDRUS,S.Pd.,M.Pd
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2015
K A T A P E N G A N T A R
Alhamdulillah, Puji syukur kita
panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberi kesempatan, taufik dan
hidayah, serta inayahnya sehingga tugas makalah Pendidikan Agama Islam dengan
judul “Diksi (Pilihan Kata)” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Shalawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW
dan keluarganya berserta para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan
yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang yang diridhoi oleh allah
SWT.
Tak lupa pula
kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada teman-teman kami yang telah
memberikan petunjuk dalam terselesaikannya tugas makalah ini.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami telah
berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah yang sangat sederhana
ini. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang
baik demi perbaikan tugas makalah ini kedepannya. Semoga makalah ni dapat
berguna dan bemanfaat untuk kita semua. Amin
Makassar, 10
November 2015
Penyusun
D A F T A R I S I
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar
Belakang..................................................................................................1
B.
Tujuan Penulisan...............................................................................................2
C.
Manfaat Penulisan.............................................................................................2
D.
Sumber Data.....................................................................................................2
E.
Sistematika Penulisan.......................................................................................2
BAB II
ISI...............................................................................................................3
A.
Pengertian Diksi (Pilihan Kata)........................................................................3
B. Syarat-Syarat Diksi...........................................................................................3
C. Manfaat Diksi...................................................................................................6
D.
Fungsi Diksi.....................................................................................................6
E.
Pembagian Makna Kata...................................................................................7
F. Pembentukkan
Kata.........................................................................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................13
A. Kesimpulan.....................................................................................................13
B. Saran...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Indonesia memiliki bermacam-macam
suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga disertai dengan bermacam-macam suku bangsa
yang memiliki banyak bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa
yang digunakan juga memiliki karakter berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa
tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu masyarakat
tersebut.
Bahasa terbentuk dari beberapa
tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai tertinggi, yaitu kata,
frase, klausa, kalimat. Ketika menulis dan berbicara, kata adalah kunci pokok
dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata - kata dalam bahasa
Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat
dimengerti dengan baik. Kata – kata yang digunakan dalam komunikasi harus
dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Tidak dibenarkan menggunkan kata –
kata dengan sesuka hati, tetapi harus mengikuti kaidah – kaidah yang benar.
Memang harus diakui, kecenderungan
orang semakin mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa,
terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi. Terkadang kita
pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan yang
benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering
mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa,
paragraf, dan wacana.
Pemilihan kata yang tepat merupakan
sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata
atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup
bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin
disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun
juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis
pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata
yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha
menjelaskan mengenai diksi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik
dalam segi makna dan relasi, gaya bahasa, ungkapan, kata kajian, kata popular,
kata sapaan dan kata serapan.
B. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.Mahasiswa mampu mengetahui pengertian diksi.
1.Mahasiswa mampu mengetahui pengertian diksi.
2.Mahasiswa
mampu mengetahui bagaimana pembagian makna kata.
3.Mahasiswa mampu mengetahui penyebab kesalahan pemakaian gabungan kata dan kata.
3.Mahasiswa mampu mengetahui penyebab kesalahan pemakaian gabungan kata dan kata.
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Akademik
Memberikan informasi tentang
seluk-beluk dari diksi atau pilihan kata, mulai dari pengertian dan seterusnya.
2. Manfaat Praktis
Makalah ini
dapat dipergunakan bagi segenap pihak yang akan membuat makalah serupa dengan
menjadikannya sebagai bahan masukan.
D. Sumber Data
1.
Internet
2.
Buku
E. Sistematika Penulisan
Bab I berisi Pendahuluan yang terdiri dari latar
belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, sumber data, dan
sistematika penulisan.
Bab II Isi, mengungkapkan tentang pengertian diksi, Syarat-Syarat Diksi, Manfaat Diksi, Fungsi Diksi, Pembagian Makna Kata, dan Pembentukkan Kata.
Bab III berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan
dan saran.
BAB II
ISI
A. Pengertian Diksi (Pilihan Kata)
Kamus memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang
pemakaian kata-kata. Dalam hal ini, makna kata yang tepatlah yang diperlukan.
Kata yang tepat dapat membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang
ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Selain itu, pemilihan kata itu
juga harus sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.
Pilihan kata atau Diksi
adalah pemilihan kata – kata yang sesuai dengan. Diksi atau Plilihan kata
mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu
gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau
menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam
suatu situasi.
Singkatnya diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya
bahasa, ungkapan-ungkapan pengarang untuk mengungkapkan apa yang hendak kita ungkapkan.
B.
Syarat-Syarat Diksi
Diksi adalah ketepatan pilihan
kata. Penggunaan ketepatanp pilihan kata ini dipengaruhi oleh kemampuan
pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai,
dan menggunakan sejunlah kosakata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan
secara tepat sehingga mampu mengkomunikasikannya secara efektif kepada pembaca
atau pendengarnya. Selain kata yang tepat, efektivitas, komunikasi menuntut
persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengguna bahasa, yaitu kemampuan memilih
kata yang sesuai dengan tuntutan komunikasi. Adapun syarat- syarat ketetapan pilihan kata:
1.
Membedakan makna denotasi dan konotasi yang cermat.
2.
Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, misalnya:
adalah, ialah, merupakan, yaiu, dalam pemakaiannya berbeda- beda.
3.
Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya, misalnya:
inferensi (kesimpulan), dan interferensi (saling mempengaruhi ), sarat ( penuh,
bunting ) dan syarat ( ketentuan ).
4.
Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasasrkan pendapat sendiri,
jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakaian kata harus menemukan makna
yang tepat dalam kamus, misalnya: modern sering diartikan secara subjektif
canggih menurut kamus modern berarti terbaru atau mutakhir, canggih berarti
banyak cakap, suka menggangu, banyak mengetahui, bergaya intelektual.
5.
Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya
secara tepat, misalnya: dilegalisir seharusnya dilegalisasi, koordinir
seharusnya koordinasi.
6.
Menggunakan kata-kata idomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang
benar.
7.
Menggunakan kata umum dan khusus secara cermat. Untuk mendapatkan
pemahaman yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus ke
umum mislnya mobil (kata umum) , corolla (sedan buatan Toyota)
8.
Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya : issu (berasal
dari issue berarti publikasi, kesudahan, perkara) isu (dalam bahasa Indonesia
berarti kabar yang tidak jelas asal-usulnya, kabarangin, desas-desus).
9.
Menggunakan dengan cermat kata bersinonim (pria dan laki-laki, saya dan
aku, serta buku dan kitab), berhomofoni (misalnya: bangdan bank) dan
berhomografi (misalnya: apel buah, apel upacara, buku ruas, buku kitab).
10. Menggunakan kata abstrak (konseptual
misalnya: pendiikan, wirauasaha dan pengobatan modern dan kata konkret (kata
khus misalnya: mangga, sarapan, dan berenang).
Selain ketepatan
pilihan kata itu, pengguna bahasa harus pula memperhatikan kesesuaian kata agar
tidak merusak makna, suasana, dan situasi yang hendak ditimbulkan, atau suasana
yang sedang berlangsung. Syarat kesesuaian kata:
1.
Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampuradukan
penggunakannya dengan kata tidak baku yang hanya digunakan dalam pergaulan,
misalnya: hakikat (baku), hakekat (tidak baku), konduite (baku), kondite (tidak
baku)
2.
Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat,
misalnya: kencing (kurang sopan), buang air kecil (lebih sopan), pelacur (kasar),
tunasusila (lebih halus),
3.
Menggunakan kata berpasangan (idiomatuik), dan berlawanan makna dengan cermat,
misalnya: sesuai bagi (salah), sesuai dengan (benar), bukan hanya melainkan
juga (benar), bukan hanya tetapi juga (salah), tidak hanya tetapi juga (benar),
4.
Menggunakan kata dengan nuansa tertentu, misalnya: berjalan lambat,
mengesot, dan merangkak, merah darah; merah hati. Menggukan kata ilmiah untuk
karangan ilmiah, dan komunikasi non ilmiah (surat-meyurat, diskusi umum)
5.
Menggunakan kata popular, misalnya: argumentasi (ilmiah), pembuktian
(popular), psikologi (ilmiah), ilmu jiwa (popular). Menghindarkan penggunaan
ragam lisan (pergaulan dalam bahasa tulis), misalnya: tulis, baca, kerja
(bahasa lisan), menulis, menuliskan, membaca, membacakan, bekerja, mengerjakan,
dikejakan, (bahasa tulis).
Contoh paragraf :
1. Hari ini Aku pergi ke pantai bersama
dengan teman-temanku. Udara di sana sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai
tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.
2. Liburan kali ini Aku dan
teman-temanku berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang ketika hari
itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak
heti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah
untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari di
sana. Kami pulang dengan hati senang.
Kedua
paragraf diatas memiliki makna yang sama, tetapi dalam pemilihan kata atau
diksi, paragraph kedua lebih menarik bagi pembaca karena enak dibaca dan tidak
membosankan.
C.
Manfaat Diksi
1. Dapat
membedakan secara cermat kata-kata denitatif dan konotatif, bersinonim dan
hapir bersinonim, kata-kata yang mirip dalam ejaannya.
2. Dapat
membedakan kata-kata ciptaan sendiri fan juga kata yang mengutip dari orang
yang terkenal yang belum diterima dimasyarakat. Sehingga dapat menyebabkan
kontroversi dalam masyarakat.
D. Fungsi Diksi
Fungsi Diksi sebagai
berikut :
1.
Melambangkan gagasan yang
ekspresikan secara verbal
2.
Menciptakan komunikasi yang
baik dan benar
3.
Menciptakan suasana yang
tepat
4.
Mencegah perbedaan
penafsiran
5.
Mencegah salah pemahaman
6.
Mengefektifkan pencapaian
target komunikasi
E. Pembagian Makna Kata
1. Makna Denotatif dan Konotatif
Makna
denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini
adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian
yang terkandung sebuah kata secara objektif. Makna denotatif sering disebut
makna konseptual. Misalnya, kata makan yang bermakna memasukkan sesuatu kedalam
mulut, dikunyah dan ditelan.
Makna
konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap
sosial, sikap pribadi dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna
konseptual. Kata makan pada makna konotatif berarti untung atau pukul. Makna
konotatif selalu berubah dari zaman ke zaman. Contoh lainnya misalnya kamar kecil
dapat bermakna konotatif jamban, sedangkan makna denotative adalah kamar yang
kecil.
2. Makna Umum dan Makna Khusus
Kata
umum adalah kata yang acuannya lebih luas. Kata khusus adalah kata yang
acuannya lebih sempit atau khusus. Misalnya ikan termasuk kata umum, sedangkan
kata khusus dari ikan adalah mujair, lele, gurami, gabus, koi. Contoh lainnya
misalnya lele dapat menjadi kata umum, jika kata khususnya adalah lele lokal,
lele dumbo.
3. Kata Konkrit dan Kata Abstrak
Kata
konkrit adalah kata yang acuannya dapat diserap oleh pancaindra. Misalnya meja,
rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara.
Sedangkan
kata abstrak adalah kata yang acuannya sulit diserap oleh pancaindra. Misalnya
perdamaian, gagasan. Kegunaan kata abstrak untuk mengungkapkan gagasan rumit.
Kata abstrak dapat membedakan secara halus antara gagasan yang bersifat teknis
dan khusus. Pemakaian kata abstrak yang banyak pada suatu karangan akan
menjadikan karangan tersebut tidak jelas dalam menyampikan gagasan penulis.
4. Sinonim
Sinonim
adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tapi
bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau
kemiripan. Misalnya kata cermat dan cerdik yang keduanya bersinonim, tetapi
keduanya tidaklah sama persis.
5. Kata Ilmiah dan Kata Populer
Kata
ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan
kedalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum pelajar
dalam berkomunikasi maupun dalam tulisan-tulisan ilmiah seperti karya tulis
ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis, desertasi. Selain itu digunakan pada
acara-acara resmi. Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam
komunikasi sehari-hari masyarakat umum. Berikut adalah contoh dari kata-kata
tersebut.
Kata Ilmiah:
|
Kata Popular:
|
Analogi
Final
Diskriminasi
Prediksi
Kontradiksi
Format
Anarki
Biodata
Bibliografi
|
Kiasan
Akhir
Perbedaan perlakuan
Ramalan
Pertentangan
Ukuran
Kekacauan
biografi singkat
daftar pustaka
|
F.
Pembentukkan
Kata
Terdapat
dua cara dalam pembentukkan kata, yaitu dari luar dan dari dalam bahasa
Indonesia. Pembentukkan dari dalam yaitu terbetuknya kata baru dengan dasar
kata yang sudah ada, sedangkan dari luar melalui proses serapan.
1. Definisi
Definisi
adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal atau konsep
istilah tertentu. Dalam hal membuat definisi hal yang tidak boleh dilakukan
adalah mengulang kata yang kita definisikan.
Contoh definisi:
Majas personifikasi adalah kiasan
yang menggambarkan binatang, tumbuhan dan benda-benda mati seakan hidup
selayaknya manusia, seolah punya maksud, sifat, perasaan dan kegiatan seperti
manusia.
Definisi
terdiri dari:
a.
Definisi nominalis
Definisi nominalis adalah
menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yang lebih umum dimengerti. Biasanya
digunakan untuk membuka suatu pembicaraan atau diskusi.
b.
Definisi realis
Definisi realis adalah penjelasan
tentang isi yang terkandung dalam sebuah istilah, bukan hanya menjelaskan
tentang istilah. Defiisi realis terbagi atas :
Ø Definisi esensial, yaitu penjelasan
dengan cara menguraikan perbedaan antara penjelasan dengan cara menunjukkan
bagian-bagian suatu benda(definisi analitik) dengan penjelasan dengan cara
menunjukkan isi dari suatu term yang terdiri atas genus dan diferensia(definisi
konotatif).
Ø Definisi diskriptif, yaitu pejelasan
dengan cara menunjukkan sifat-sifat khusus yang menyertai hal tersebut dengan
penjelasan dengan cara menyatakan bagaimana suatu hal terjadi.
c.
Definisi praktis
Definisi praktis adalah penjelasan
tentang suatu hal yang dijelaskan dari segi kegunaan atau tujuan. Definisi
praktis terbagi atas tiga macam, yaitu :
Ø
Definisi operasional, yaitu penjelasan dengan cara
menegaskan langkah-langkah pengujian serta menunjukkan bagaimana hasil yang
dapat diamati.
Ø
Definisi fungsional, yaitu penjelasan sesuatu hal dengan
cara menunjukkan kegunaan dan tujuannya.
Ø
Definisi persuasif, yaitu penjelasan dengan cara merumuskan
suatu pernyataan yang dapat mempengaruhi orang lain, bersifat membujuk orang
lain.
2. Kata Serapan
Kata
serapan adalah kata yang diadopsi dari bahasa asing yang sesuai dari EYD. Kata
serapan merupakan bagian perkembangan bahasa Indonesia. Kosa kata bahasa
Indonesia banyak yang menyerap dari bahasa asing. Bahasa-bahasa asing yang
diserap kedalam bahasa Indonesia antara lain bahasa Sansekerta, Arab, Belanda,
Inggris dan Tionghoa. Penyerapan kata kedalam bahasa Indonesia meliputi dua
unsur, yaitu:
Ø Keteraturan bahasa(analogi):
dikatakan analogi jika kata tersebut memiliki bunyi yang sesuai antara ejaan
dan pelafalannya.
Ø Penyimpangan atau ketidakteraturan
bahasa(anomali): dikatakan anomali apabila kata tersebut tidak sesuai antara
ejaan dan pelafalannya.
3. Analogi
Analogi
adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak berkaitan dengan
kaidah-kaidah bahasa, baik dalam bentuk fonologi, sistem ejaan, atau struktur
bahasa. Beberapa kata yang sudah sesuai dengan sistem fonologi, baik melalui
proses penyesuaian maupun tidak, misalnya:
Bahasa Indonesia
|
Bahasa Aslinya
|
aksi
|
action(inggris)
|
bait
|
bait(arab)
|
boling
|
bowling(inggris)
|
dansa
|
dance(inggris)
|
derajat
|
darrajat(arab)
|
ekologi
|
ecology(inggris)
|
fajar
|
fajr(arab)
|
insane
|
insane(arab)
|
Menurut
taraf integrasinya unsur pinjaman dari bahasa asing dapat dibagi dua golongan.
Pertama unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa
Indonesia. Unsur pertama ini digunakan dalam bahasa Indonesia, tetapi penulisan
dan pengucapannya masih mengikuti aturan bahasa asing. Unsur yang kedua kata
pinjaman yang penulisan dan pengucapannya telah disesuaikan ke dalam bahasa
Indonesia.
4. Anomali
Perhatikan
kata-kata berikut ini :
Bahasa Indonesia
|
Bahasa Aslinya
|
Bank
|
Bank(Inggris)
|
Intern
|
Intern(Inggris)
|
Qur’an
|
Qur’an(Arab)
|
Jum’at
|
Jum’at(Arab)
|
Beberapa
kata diatas merupakan kata yang mengandung unsur anomali. Bila diamati lafal
yang kita keluarkan dari mulut dengan ejaan yang tertera, tidak sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yaitu bank=(nk), jum’at=(’).
Sedangkan
kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia secara utuh tanpa
mengalami perubahan penulisan memiliki kemungkinan untuk dibaca bagaimana
aslinya, sehingga timbul anomali dan fonologi, seperti contoh berikut :
Bahasa Indonesia
|
Bahasa Aslinya
|
expose
|
expose
|
export
|
export
|
exodus
|
exodus
|
Kadang-kadang
kata tidak hanya satu morfem, ada juga yang terdiri dari dua morfem atau lebih,
sehingga penyerapannya dilakukan secara utuh, misalnya :
Bahasa Indonesia
|
Bahasa Aslinya
|
Federalisme
|
Federalism(inggris)
|
Bilingual
|
Bilingual(inggris)
|
Dedikasi
|
Dedication(inggris)
|
Edukasi
|
Education(inggris)
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Diksi adalah ketepatan pilihan
kata. Penggunaan ketepatanp pilihan kata ini dipengaruhi oleh kemampuan pengguna
bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan
menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan
secara tepat sehingga mampu mengkomunikasikannya secara efektif kepada pembaca
atau pendengarnya. Selain kata yang tepat, efektivitas, komunikasi menuntut
persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengguna bahasa, yaitu kemampuan memilih
kata yang sesuai dengan tuntutan komunikasi.
Ada tiga hal yang yang dapat kita
petik. Pertama, kemampuan memilih kata hanya dimungkinkan bila seseorang
menguasai kosakata yang cukup luas. Kedua, diksi atau pilihan kata mengandung
pengertian upaya atau kemampuan membedakan secara tepat kata-kata yang memiliki
nuansa makna serumpun. Ketiga, pilihan kata mengangkut kemampuan untuk memilih
kata-kata yang tepat d an cocok untuk situasi dan konteks tertentu.
B.
Saran
Diharapkan dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun
dapat menggunakan Bahasa Indonesia yang lebih baik
kedepannya, terutama dalam hal pemilihan kata (diksi)
D A F T A
R P U S T A K A
Idrus, Abidah
dan Supriadi. 2015. “Bahasa Indonesia”.
Universitas Negeri Makassar : Makassar
Diksi - Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Diksi. Diakses
pada 09 November 2015.
Diksi
: Pengertian dan Macam-Macamnya. https://disclamaboy.wordpress.com/.../diksi-pengertian-dan-macam-macamnya. Diakses pada 09 November 2015.
IM'STUFF-IT:
Diksi atau Pemilihan Kata. http://imstuffit.blogspot.com/2014/10/diksi-atau-pemilihan-kata.html. Diakses
pada 09 November 2015.
Makalah Diksi
Pemilihan Kata | Catatan Mahasiswa. http://rezkiiqkye.blogspot.com/2013/01/makalah-diksi-pemilihan-kata.html. Diakses pada 09 November
2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar