MAKALAH
AGAMA
ETIKA,
MORAL, DAN AKHLAK,
OLEH
:
M.
RIVAL SYARIFUDDIN
NUR
INDAH LESTARI
AYU
RESKI FEBRIANTI
DOSEN
PENGAMPU : KHAIRUNNISA,S.Pd.I.,M.A
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2015
K A T A P E N G A N T A R
Alhamdulillah, Puji syukur kita
panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberi kesempatan, taufik dan
hidayah, serta inayahnya sehingga tugas makalah Pendidikan Agama Islam dengan
judul “Etika, Moral, dan Akhlak” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Shalawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW
dan keluarganya berserta para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan
yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang yang diridhoi oleh allah
SWT.
Tak lupa pula
kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada teman-teman kami yang telah
memberikan petunjuk dalam terselesaikannya tugas makalah ini.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami telah
berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah yang sangat sederhana
ini. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang
baik demi perbaikan tugas makalah ini kedepannya. Semoga makalah ni dapat
berguna dan bemanfaat untuk kita semua. Amin
Makassar, 07
November 2015
Penyusun
D
A F T A R I S I
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah.....................................................................1
B. Tujuan
Penulisan................................................................................2
C. Manfaat
Penulisan..............................................................................2
D. Sumber
Data.......................................................................................2
E. Sistematika
Penulisan.........................................................................3
BAB
II ISI
A. Pengertian
Etika, Akhlak, dan Moral.................................................4
B. Karakteristik
Etika Islam....................................................................6
C. Hubungan
Tasawuf Dan Akhlak........................................................6
D. Indikator
Manusi Berakhlak...............................................................7
E. Akhlak
dan Aktalisasinya dalam Kehidupan.....................................8
F. Perbedaan
Eika, Moral, dan Akhlak.................................................11
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................12
B. Saran
................................................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebehagiaan yang ingin dicapai dengan
menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang
baik. Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan,
ibadah yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya
merupakan peraturan yang tertuang dalam kitab saja, semua itu bukanlah
merupakan jaminan untuk tercapainya kebahagiaan tersebut.
Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana
manusia melihat atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan
buruk. Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak
boleh dilakukan, meskipun dia bisa melakukan. Itulah hal yang khusus manusiawi.
Di
era global yang semakin maju ini perilaku seorang muslim semakin beraneka
ragam. Manusia cenderung mengikuti pola hidup yang mewah dan bergaya, mereka
bahkan lupa dengan adanya etika, moral dan akhlak yang membatasi perilaku
mereka. Di zaman sekarang ini akidah-akidah islam seperti itu tidak terlalu
dihiraukan dan dijadikan pedoman dalam hidup. Karena pada kenyataannya manusia
sekarang kurang pengetahuan tentang etika, moral, dan akhlak. Selama ini
pelajaran etika, moral, dan akhlak sudah diperkenalkan sejak kita berada di
sekolah dasar, yaitu pada pelajaran agama islam dan kewarganegaraan. Namun
ternyata pelajaran etika, moral dan akhlak itu hanya dibiarkan saja tanpa di
aplikasikan ke dalam perilaku kehidupan sehari-hari, sehingga pelajaran yang
telah disampaikan menjadi sia-sia.
Sebagai
generasi penerus Indonesia, sangatlah tidak terpuji jika kita para generasi
penerus tidak memiliki etika, moral dan akhlak. Oleh karena itu penulis
menyusun makalah ini agar menjadi acuan dalam perbaikan etika, moral, dan
akhlak masyarakat.
B.
Tujuan
Penulisan
1.
Tujuan
Umum
ü Untuk
mengetahui pengertian etika, moral, dan akhlak.
ü Untuk
mengetahui indikator manusia berakhlak.
ü Untuk
mengetahui hubungan tasawuf dengan akhlak.
ü Untuk
mengetahui aktualisasi akhlak dalam kehidupan bermasyarakat.
2.
Tujuan
Khusus
ü Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam pada Fakultas Ilmu Pendidikan tahun 2015.
C.
Manfaat
Penulisan
1.
Manfaat
Akademik
Memperluas wawasan mengenai
pengetahuan tentang etika, moral, dan akhlak mulai dari perngertian sampai
aktualisasinya dalam kehidupan sehari-hari
2.
Manfaat
Praktis
Sebagai bahan masukan atau sumber
data bagi segenap pihak yang ingin membuat makalah serupa yaitu tentang etika,
moral, dan akhlak.
D.
Sumber
Data
1. Buku
2. Internet
E.
Sistematika
Penulisan
Bab I merupakan pendahuluan yang
berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,
sumber data, dan sistematika penulisan.
Bab II isi, mencakup pengertian
etika, moral, dan akhlak, hubungan antara tasawuf dan akhlak, indikator manusia
berakhlak, serta akhlak dan aktualisasinya dala kehidupan.
Bab III merupakan penutup yang
berisi kesimpulan dan saran.
BAB
II
ISI
A.
Pengertian
Etika, Moral, dan Akhlak
Secara substasi etika, moral, dan
akhlak memang sama, yakni ajaran tentang kebaikan dan keburukan, menyangkut
perikehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam
dalam arti luas. Ukuran kebaikan dan keburukan itulah yang menjadi pembeda
diantara ketiganya.
1.
Pengertian
Etika
Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa
yunani, ”ethos” yang berarti watak kesusilaan atau adat. Sedangkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak
(moral). Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika
berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia. Etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana
yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia
sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
.
Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang
menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tentang kebaikan
dan keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan
Tuhan, sesama manusia, dan alam.
Dengan demikian tolak ukur yang digunakan dalam moral untuk mengukur
tingkah laku manusia adalah menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio.
2.
Pengertian
Moral
Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu
jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa
Indonesia dikatan bahwa moral adalah pennetuan baik buruk terhadap perbuatan
dan kelakuan.
Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan
untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau
perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah
ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang berlaku disuatu
masyarakat. Dengan demikian tolak ukurnya adalah adat istiadat, kebiasaan dan
lainnya yang berlaku di masyarakat.
3.
Pengertian Akhlak
Ada dua pendekatan untuk mendefenisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistik
(kebahasaan) dan pendekatan terminologi (peristilahan). Akhlak berasal dari
bahasa arab yakni khuluqun yang diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku
atau tabiat.
Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin
menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang
dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih
dahulu. Sedangkan sebagaian ulama yang lain mengatakan akhlak itu adalah suatu
sifat yang tertanam didalam jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul disetiap
ia bertindak tanpa merasa sulit (timbul dengan mudah) karena sudah menjadi
budaya sehari-hari.
Akhlah adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan
buruk yang ukurannya adalah wahyu Tuhan.
B. Karakteristik Etika Islam
Etika dalam
Islam memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Etika Islam mengajarkan dan menuntun
manusia kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku
yang buruk.
2. Etika Islam menetapkan bahwa yang
menjadi sumber moral, ukuran baik dan buruknya perbuatan seseorang didasarkan
kepada al-Qur’an dan al-Hadits yang shohih.
3. Etika Islam bersifat universal dan
komprehensif, dapat diterima dan dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia
kapanpun dan dimanapun mereka berada.
4. Etika Islam mengatur dan mengarahkan
fitrah manusia kejenjang akhlak yang luhur dan mulia serta meluruskan perbuatan
manusia sebagai upaya memanusiakan manusia.
5. Etika Islam merupakan pedoman
mengenai perilaku individu maupun masyarakat di segala aspek kehidupan yang
sesuai dengan ajaran islam.
C. Hubungan Tasawuf dan Akhlak
Tasawuf
adalah proses pendekatan diri kepada Tuhan (Allah) dengan cara mensucikan hati.
Hati yang suci bukan hanya bisa dekat dengan Tuhan malah dapat melihat Tuhan
(al-Ma’rifah). Dalam tasawuf disebutkan bahwa Tuhan Yang Maha Suci tidak dapat
didekati kecuali oleh hati yang suci.
Kalau
ilmu akhlak menjelaskan mana nilai yang baik dan mana yang buruk juga bagaimana
mengubah akhlak buruk agar menjadi baik secara zahiriah yakni dengan cara-cara
yang nampak seperti keilmuan, keteladanan, pembiasaan, dan lain-lain maka ilmu
tasawuf menerangkan bagaimana cara menyucikan hati , agar setelah hatinya suci
yang muncul dari perilakunya adalah akhlak al-karimah. Perbaikan akhlak,
menurut ilmu tasawuf, harus berawal dari penyucian hati.
Dalam
kacamata akhlak, tidaklah cukup iman seseorang hanya dalam bentuk pengakuan,
apalagi kalau hanya dalam bentuk pengetahuan. Yang “kaffah” adalah iman,ilmu
dan amal. Amal itulah yang dimaksud akhlak . Tujuan yang hendak dicapai dengan
ilmu akhlak adalah kesejahteraan hidup manusia de dunia dan kebahagian hidup di
akhirat.
Dari
satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri kepada Tuhan),
tapi dari sisi lain akhlak pun merupakan usaha manusia
secara “zahiriyyah” dan “riyadhah”.
D. Indikator Manusia Berahlak
Indikator
manusia berakhlak (husn al-Khuluq), kata Al Gazali, adalah tertanamnya iman
dalam hati. Sebaliknya manusia yang tidak berakhlak (su’ al-Khuluq) adalah
manusia yang Nifaq artinya sikap mendua terhadap Tuhan. Tidak ada kesesuaian
antara hati dan perbuatan. Amal akan bermakna jika berpangkal pada iman, tetapi
amal tidak membawa makna apa-apa bila tidak berpangkal pada iman.
Sufi
yang lain mengemukakakn tanda-tanda manusia berakhlak, antara laian sebagai
berikut: memiliki budaya malu dalam berinteraksi dengan sesamanya, tidak
menyakiti orang lain, banyak kebaikannya, benar dan jujur dalam ucapannya,
tidak banyak bicara tetapi banyak bekerja, penyabar, hatinya selalu bersama
Allah, tenang, suka berterima kasih, ridha terhadap ketentuan Tuhan, bijaksana,
hati-hati dalam bertindak, disenangi teman dan lawan, tidak pendendam, tidak suka
mengadu domba, sedikit makan dan tidur, tidak pelit dan hasad, cinta karena
Allah dan benci karena Allah.
E. Akhlak
dan Aktualisasinya dalam Kehidupan
Kedudukan akhlak dalam agama
Islam adalah identik dengan pelaksanaan agama Islam itu sendiri dalam segala
bidang kehidupan. Maka pelaksanaan akhlak yang mulia adalah melaksanakan
kewajiban-kewajiban dan menjauhi segala larangan-larangan dalam agama, baik
yang berhubungan dengan Allah maupun yang berhubungan dengan makhluknya,
dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya dengan sebaik-baiknya,
seakan-akan melihat Allah dan apabila tidak bisa melihat Allah maka harus yakin
bahwa Allah selalu melihatnya sehingga perbuatan itu benar-benar dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya.
Akhlak yang perlu
diaktualisasikan dalam kehidupan adalah sebagai berikut:
1.
Akhlak
terhadap Allah
a. Mentauhidkan
Allah swt. (QS. Al-Ikhlas/112:1-4)
b. Beribadah
kepada Allah swt. (QS. Adz-Dzaariyat/51:56)
c. Berdzikir
kepada Allah swt. (QS. Ar- Ra’d/13:28)
d. Tawakkal
kepada Allah swt. (QS. Hud/111:123)
2.
Akhlak
terhadap diri sendiri
a. Sabar
(QS. Al-Baqarah/2:153)
b. Syukur
(QS. An-Nahl/16:14)
c. Tawaddu
(QS. Luqman/31:18)
d. Iffah,
yaitu mensucikan diri dari perbuatan terlarang (QS.Al-Isra/17:26)
e. Amanah
(QS. An-Nisa/14:58)
f. yajaah
(QS. Al-Anfaal/18:15-16)
g. Qanaah
(QS. Al-I?sra/17:26)
3.
Akhlak terhadap orang lain
Akhlak terhadap kedua orang tua (QS.
Al-Isra/17:23-24) Akhlak terhadap keluarga, yaitu mengembangkan kasih sayang,
keadilan dan perhatian. (QS. An-Nahl/16:90 dan QS. At-Tahrim/66:6) Akhlak
terhadap tetangga (QS. An-Nisa/4:36)
4.
Akhlak
terhadap lingkungan
Berakhlak
terhadap lingkungan hidup adalah di mana manusia menjalin dan mengembangkan
hubungan yang harmonis dengan alam sekitarnya. Allah menyediakan kekayaan alam
yang melimpah hendaknya disikapi dengan cara mengambil dan memberi dari dan
kepada alam serta tidak dibenarkan segala bentuk perbuatan yang merusak alam.
Maka alam yang terkelola dengan baik dapat memberi manfaat yang berlipat ganda,
sebaliknya alam yang dibiarkan merana dan diambil manfaatnya saja justru
mendatangkan malapetaka bagi manusia. (QS. Al-Qashash/28:77, QS. ar-Rum/30:41,
dan QS. Hud/11:61)
Dalam ilmu akhlak dijelaskan bahwa
kebiasaan yang baik harus diperhatikan dan disempurnakan, serta kebiasaan yang
buruk harus dihilangkan, karena merupakan faktor yang sangat penting dalam
membentuk karakter manusia berakhlak. Al-Ghozali menjelaskan bahwa mencapai
akhlak yang baik ada tiga cara;
1. Akhlak
merupakan anugrah dan rahmat Allah, yakni orang memiliki akhlak baik secara
alamiah (bi-althabi;ah wa al-fitroh). Sesuatu yang diberikan Allah kepada
seseorang sejak ia dilahirkan.
2. Mujahadah,
selalu berusaha keras untuk merubah diri menjadi baik dan tetap dalam kebaikan,
serta menahan diri dari sikap putus asa.
3. Riyadloh,
adalah melatih diri secara spiritual untuk senantiasa dzikir (ingat) kepada
Allah.
Al-Ghozali juga berpendapat bahwa upaya
mengubah akhlak buruk adalah kesadaran seseorang akan akhlaknya yang jelek. Ada
empat cara untuk dapat membantu seseorang mengubah akhlaknya yang jelek menjadi
baik, caranya sebagai berikut;
1. Menjadikan
murid seorang pembimbing spiritual (syekh).
2. Minta
bantuan seorang yang tulus, taat, dan punya pengertian.
3. Berupaya
unuk mengetahui kekurangan diri kita dari sesorang yang tidak senang (benci)
dengan kita.
4. Bergaul
bersama orang banyak dan memisalkan kekurangan yang ada pada orang
lain bagaikan yang ada pada kita.
Sedangkan menurut Achmad Amin, upaya mengubah
kebiasaan buruk sebagaimana yang dikutip Ishak solih (1990) adalah hal-hal
sebagai berikut ini;
1. Menyadari
perbuatan buruk, dan bertekad untuk meninggalkannya.
2. Mencari
Waktu yang baik untuk mengubah kebiasaan itu untuk mewujudkan niat atau tekad
semula.
3. Menghindari
diri dari segala yang dapat menyebabkan kebiasaan buruk itu terulang
lagi.
Kita harus berupaya semaksimal mungkin
untuk memiliki akhlak (akhlak karimah) dan berupaya dapat menjauhi akhlak jelek
(akhlak sayiah). Jika kita ingin memiliki Negara yang baldatun thoyibatun
warobun ghofur (Negara yang, baik, makmur, dan senantiasa dalam ampunan-Nya)
kuncinya adalah masyarakat, bangsa tersebut harus berakhlak baik. Jika tidak,
kehancuran dan kehinaan akan meliputi masyarakat, bangsa tersebut.
F. Perbedaan Etika,Moral, dan Akhlak
Perbedaan antara
akhlak, moral dan etika dapat dilihat dari dasar penentuan atau standar ukuran
baik dan buruk yang digunakannya. Standar baik dan buruk akhlak berdasarkan Al
Qur’an dan Sunnah Rasul, sedangkan moral dan etika berdasarkan adat istiadat
atau kesepakatan yang dibuat oleh suatu masyarakat jika masyarakat menganggap
suatu perbuatan itu baik maka baik pulalah nilai perbuatan itu. Dengan demikian
standar nilai moral dan etika bersifat lokal dan temporal, sedangkan standar
akhlak bersifat universal dan abadi.
Dalam pandangan Islam,
akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa seseorang. Karena itu
akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab keimanan
harus ditampilkan dalam prilaku nyata sehari-hari. Inilah yang menjadi misi
diutusnya Rasul sebagaimana disabdakannya : “ Aku hanya diutus untuk
menyempurnakan akhlak manusia.”(Hadits riwayat Ahmad)
Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya
adalah akumulasi dari aqidah dan syari’at yang bersatu secara utuh dalam diri
seseorang. Apabila aqidah telah mendorong pelaksanaan syari’at akan lahir
akhlak yang baik, atau dengan kata lain akhlak merupakan perilaku yang tampak
apabila syari’at Islam telah dilaksanakan berdasarkan aqidah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang
menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tentang kebaikan
dan keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan
Tuhan, sesama manusia, dan alam.
Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang
berlaku disuatu masyarakat. Dengan demikian tolak ukurnya adalah adat istiadat,
kebiasaan dan lainnya yang berlaku di masyarakat.
Akhlah adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk yang ukurannya
adalah wahyu Tuhan
Aktualisasi
akhlak dalam kehidupan bermasyarakat meliputi Aklak terhadap Allah, Akhlak
terhadap diri sendiri, Akhlak terhadap orang lain, dan Akhlak terhadap
lingkungan.
B.
Saran
Diharapkan dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun
dapat menerapkan etika, moral dan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran
islam dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad
S.A.W, setidaknya kita termasuk kedalam golongan kaumnya.
D A F T A R P US T A K A
.2014.
Pendidikan Agama Islam.Universitas Negeri
Makassar: Makassar
Diakses pada 6 November 2015
Diakses pada 6 November 2015
Diakses pada 6 November 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar